- Back to Home »
- Seminar Nasional
Posted by : PSK
Rabu, 27 Februari 2013
"Migas untuk kemandirian Energi."
MENUJU UNDANG-UNDANG MIGAS MERAH PUTIH
Dalam hal ini , banyak nara sumber yang berkompenten dan ahli yg turut memaparkan dalam seminar tersebut. terlampir dalam undangan seminar. Banyak sekali pembelajaran yang diambil , bahwasanya TRI SAKTI BUNG KARNO ( 1 Juni 1963) yg berisi:
MENUJU UNDANG-UNDANG MIGAS MERAH PUTIH
tepat tanggal 27 Februari 2013 surat undangan masuk untuk menghadiri seminar nasional tentang Perumusan RUU MIGAS , dimana yg sekarang BP MIGAS yang sudah dibubarkan oleh MK (Mahkamah Konstitusi). maka pada dasarnya perlu adanya review RUU Migas. yang selama ini dirasa hilangnya sistem atau dgn kata lain lemahnya konstitusi.
Dalam hal ini , banyak nara sumber yang berkompenten dan ahli yg turut memaparkan dalam seminar tersebut. terlampir dalam undangan seminar. Banyak sekali pembelajaran yang diambil , bahwasanya TRI SAKTI BUNG KARNO ( 1 Juni 1963) yg berisi:
- Berdaulat secara politik
- Berdikari secara ekonomi
- Berkepribadian secara sosial budaya
dengan falasah tersebut. perlu ada penangan serius tentang MIGAS yg ada di INDONESIA. Sampai kapan kita akan terus membeli barang yang kita punya sendiri . yang pada hakekatnya bahwa bahan mentah itu adalah dari negara kita sendiri "ujar ibu Megawati dalam sambutannya"
Kita bukan tidak suka dengan orang Asing tapi kita CINTA REPUBLIK INDONESIA "ucap Megawati Soekarno Putri" .
betul, negara kita kaya. tapi kekayaan yang kita miliki sampai saat ini masih saja kita membeli.
Kemandirian Energi Indonesia Terkendala Hilir Migas
Untuk menuju kemandirian energi, ada 3 syarat yang harus dipenuhi yaitu aksesibilitas (infrastruktur), daya beli dan ketersediaan energi. Masalah utama kemandirian energi Indonesia adalah carut marutnya hilir migas.
Demikian dikemukakan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro ketika menjadi pembicara dalam acara Inspiring Talk, Mampukah Sektor Migas Menuju Kemandirian Energi Nasional di Hotel Ritz Carlton, kemarin.
Purnomo memaparkan, sektor hilir migas masih perlu banyak pembenahan mengingat infrastrukturnya terbilang lemah. Selain itu, daya beli masyarakat terhadap energi juga kurang lantaran masih adanya subsidi yang cukup besar.
”Tahun lalu, subsidi untuk BBM, listrik dan elpiji mencapai Rp 224,74 triliun. Naik dari tahun sebelumnya sebesar Rp 121,14 triliun. Kenaikan tersebut disebabkan melonjaknya harga minyak dunia,” kata Purnomo.
Yang perlu dibenahi pula adalah ketersediaan energi. Cadangan migas Indonesia tidak cukup besar, kapasitas produksi migas dan kilang terbatas.
Untuk membenahi hilir migas, sejumlah upaya telah dilakukan yaitu membangun jaringan distribusi gas yang terintegrasi, membangun LNG terminal dan kilang, meningkatkan pertumbuhan ekonomi untuk mendorong daya beli masyarakat, pergeseran subsidi harga ke subsidi langsung dan meningkatkan eksplorasi migas serta mendorong diversifikasi energi.
Sementara untuk sektor hulu migas, kendala yang dihadapi adalah penurunan produksi secara alamiah akibat lapangan-lapangan migas Indonesia yang berusia tua.